Rabu, 23 Mei 2012

MALING KONDANG

       Legenda maling kondang berawal dari desa terpencil yaitu ayahnya sebagai seorang nelayan yang  telah lama tidak pulang dan telah dipastikan meninggal dalam badai ombak besar setahun yang lalu. kini maling tinggal dengan ibunya disebuah gubuk kecil yang tak berbentuk lagi. (jika ada LCD ada gambar rumah gubuk)


Duduk di bangku depan rumah , bundo sambil melipat pakaian.

(alat : kursi 2, beberapa pakaian)
Malin                   :               semakin reyotkah gubuk kita bundo? (memandang
bundo)
 Bundo                :               sabar nak,,jadilah orang sukses yang dapat mengangkat harkat dan martabat kita. (menatap malin)
 Malin                  :               kita saja makan susah bundo, bagaimana kita sukses?
 Bundo                :               jangan berkata seperti itu,,semua ini akan berakhir malin jika kamu berusaha dengan giat dan dengan usaha yang diridoi Allah pastilah akan berhasil.
 Malin                  :               hhehe bundo (sambil senyum kepada bundo)
Sejak saat itulah malin merasa dirinya membebani ibunya ,ia pun mulai mencari cara untuk mendapatkan pekerjaan. Pada saat dia berjalan menyusuri kampung ,ia bertemu dengan datuk dan beta.
Di jalan dekat pohon
datuk                  :               sedang apa kau malin? (menyapa)
 beta                     :               biasa cari mangsa kali bang (cetus beta)
 malin                  :               ngomong apalah kalian ?aku ni baru cari pekerjaan..susah kalilah cari pekerjaan (muka kusut)
Beta berbisik sambil berkata kepada datuk "kesempatan bagus bang " datuk pun mengerti maksud beta.
Masih di jalan dekat pohon
datuk                 :               apa kau mau gabung dengan kami ni malin? (sambil senyum2 dengan beta )
 malin                  :               apa kau datuk? (ragu)
 datuk                 :               jadilah malin sebagai maling lah seperti kita (muka ketawa)
 malin                  :               hah ?maling ? (kaget) aneh2 saja kalian
 datuk                 :               pikirkanlah jika kau mau kami tunggu di depan kuburan kong china dekat pohon besar itu (meyakinkan)
Sambil senyum dan mengingat tawaran datuk dan beta malin pun menuju rumahnnya dan sampai2 semalam tidak tidur hanya untuk memikirkan tawaran yang menarik hati malin tersebut. Keesok harinya malin berpamitan kepada bundonya.
Di dalam rumah malin sambil duduk di tikar
Malin                   :               bundo bolehkah malin pergi untuk merantau?(muka berharap )
 Bundo :             ibu akan selalu mendukung apapun yang kau pilih malin jika itu diridoi Tuhan (senyum sambil mengusap bahu malin)
 Malin                  :               terima kasih bundo (senyum)
 Bundo                :               aku hanya bisa membekali doa untukmu malin dan sarung bapakmu inilah satu2nya harta ibu dan bawalah untuk mengingatkamu tentang bundomu yang selalu berharap kau akan kembali lagi malin (berharap)
 Malin                  :               terima kasih doamu ibu (sambil menyalami perpisahan dengan ibunya)
 Bundo                :               selamat jalan anaaaaaku (menangis)
 Malin                  :               (senyum)sambil melambaikan tangan
Tetapi ternyata yang dituju malin adalah jalan yang salah dan bukan jalan yang diharapkan oleh bundonya....dia mendatangi datuk dan beta di tempat yang mereka sebutkan kemarin.
Didekat kuburan

(buat property nisan)
beta                      :               bujukanmu manjur bang (sambil menepuk bahu datuk)
datuk                  :               rupanya kau tergiur juga malin
malin                   :               kepepet datuk ! (sambil tersenyum)
datuk                  :               mari kita pergi bersama ke ibu kota negara ini
Akhirnya mereka bertiga pergi ke jakarta dan bertekat untuk menaklukkan jakarta ...3 hari mereka melakukan perjalan darat dan laut untuk menuju kota metropolitan itu. Sesampainya disana mereka mulai beraksi ,malin yang tak tau apa2 mencoba untuk diam dan hanya mendengarkan apa yang diajarkan datuk dan beta. (jika ada LCD pakai video bus dan kapal)
Berdiri sambil ngobrol
Datuk                  :               kau malam ini harus mencobanya malin !
Malin                   :               tapi aku seumur2 tak pernah maling bung (takut)
beta                      :               ngapain  kau ikut kami ,kalau kau tak ikut seprti kami ! (muka kesal)cobalah seperti kami,hidupmu kan enak
malin                   :               (berfikir) oke akan ku coba malam ini di rumah itu (menunjuk rumah)
datuk beta       :               (menatap senyum) saling bertepuk
Malam itu saat rumah yang tidak dihuni seorangpun yang ditinggal pergi oleh pemiliknyanya pun disatroni oleh mereka bertiga...dengan menggunakan sarung bapaknya malin menutup mukanya dan mulai beraksi bersama datuk dan beta.
Ada meja kecil terdapat beberapa hp
Datuk                  :               ambillah semua hp itu untuk awal ini
Malin                   :               (dengan ragu) okelahkalau begitu
Setelah mendapatkkan semua yang diinginkan merka lalu pergi dan meninggalkan rumah tersebut.keesokan paginya datuk menjual barang yang telah merka curi malam itu.
Counter hp dg meja jual hp
counter hp       :               bisa saya bantu?
Datuk                  :               saya mau jual hp2 ini biasa
ternyata itu adalah counter yg menjadi langganan barang curian

c hp                       :               sangat bisa ini semua 1 juta
datuk                  :               terserah yg penting aku dapat uang

datuk pun pulang ke kontrakan yg mereka kontrak digang sempit itu
Di depan sebuah rumah dan sedang duduk
datuk                  :               hai kau malin ini bagianmu
malin                   :               (terkejut) hah?300 ribu?bannyak sekali?
Datuk                  :               mau tidak,,ini kerjaanmu tadi malam (menyerahkan uang)
Malin                   :               terima kasih2 (senang bangga)
Mungkin karena kepolosan atau kesenangan yang malin dapat dalam pekerjaan barunnya itu malin pun semakin menjadi dan mejadi..
                #1 tahun kemudian                                          
                Bundo  yang telah lama menunggu kepulangan malin, tak terdengar kabar sampai sekarang. Ia pun memutuskan untuk menyusul malin ke Jakarta.
Duduk di tikar
Bundo                 :               kemana anakku ini? Monyet sudah lebaran tiga kali tak terlihat juga batang hidungnya .(cemas) ah dari pada ambil pusing kususul saja malin.
Sementara bundo sedang melakukan perjalanan ke Jakarta . malin datuk dan beta sedang merencanakan perampokan besar di sebuah rumah mewah.
Di depan sebuah rumah dan sedang duduk
beta                      :               bang aku punya target baru ni (girang), asetnya banyak
datuk                  :               dimana?
Beta                     :               di blog M bang rumah paling besar berwarna hijau.
Datuk                  :               oke kita satroni malam ini.
Setibanya di Bandar udara soekarno hatta dia bertemu dengan seorang perempuan yang taka sing lagi baginya. Ternyata itu teman lamanya yang bernama sri dan sekarang ia telah menjadi sri rejeki sutradara sketsa komedi terkenal di Indonesia. (jika ada LCD pakai son suara pesawat dan video bandara)
Bundo membawa tas besar.
SR                          :               kau kah teman lama ku? (mengingat)
Bundo                 :               (bingung) emmm sri?
SR                          :               iya, kau anjar teman ku yang tinggal di padang kan?
Bundo                 :               iya sri. Kelihatannya kau telah menjadi orang sukses sekarang?
SR                          :               ah biasa mau kemana kau?
Bundo                 :               tak tau ni,mencari tempat tinggal untuk  mencari anakku malin
SR                          :               maukah kau tinggal bersamaku dulu sambil mencari anakmu?
Bundo                 :               (berfikir) baiklah sri kalau itu tidak merpotkanmu
SR                          :               tidak masalah (senyum)

Sialnnya rumah tempat istirahat bundo adalah rumah yang akan disatroni malin malam ini. Sementara hari mulai malam malin,datuk dan beta mulai bersiap-siap.
Sudah memakai sarung penutup
Datuk                  :               kalian siap?
Malin                   :               si si si si
Beta                     :               SIAP
Tepat pukul 12 malam mereka mulai membobol rumah mewah tersebut. Karena dalam gelap gulita mereka meluncur ke sebuah kamar yang dianggap banyak barang-barang berharga tersimpan didalam kamar itu. Dengan mengendap-endap dan perlahan datuk mencongkel pintu kamar. Krek krek krek terdengar suara oleh bundo. Bundo pun cemas dan terbangun.
Di kamar
Bundo                 :               kalian siapa? (ketakutan)
Dengan melihat sarung yang dipakai maling itu bundo teringat oleh sarung suaminya yang diberikannya kepada malin.
Di tempat tidur
Bundo                 :               maliiiiiiiiiiiin? (kaget)
Malin                   :               bundo?                 (berteriak kaget)
Bundo                 :               kenapa kau seperti ini?
Dengan wajah ketakutan malin membuka sarung yang dikenakannya.
Didalam kamar
SR                          :               ada apa ini rebut-ribut? Hah? Malinggggggggg (berteriak?
Bundo                 :               jangan sri ini anakku (memohon)
Malin                   :               maaf maaf maaf maaf bundo    (menangis berlutut)
Dengan rasa ketakutan malin meminta maaf kepada bundonya  dan ia menceritakan dari awal sampai-sampai ia melakukan pekerjaan yang buruk itu.
Di dalam kamar
SR                          :               walah itu to masalahnya. Kalian ingin pekerjaan layak?
Malin,datuk,beta        :               ia bu,(serempak) maafkan kami
SR                          :               iya tak apa itu semua telah terjadi, jika kalian ingin pekerjaan layak ikutlah bergabung dengan project sketsa ku besok. Akan ku bayar kalian selayaknya. Jaika kalian mau
Malin,datuk,beta        :               kami mau kami mau (senyum)
Dengan bertemunya malin dengan sri rejeki, malin sekarang telah menjadi artis sketsa yang laris dengan menerima pekerjaan dimana-mana. Pekerjaan sebagai maling pun ia tinggalkan. Kini bundo merasa bangga kepada malin atas semua yang malin capai.
Menonton televise yang ada malin sedang bermain sketsa
Bundo                 :               malin malin malin (berteriak) kesini
Malin                   :               iya bundo ada apa?
Bundo                 :               kau masuk tv (senyum)
Malin                   :               terima kasih ibu itu semua terjadi karena doamu dan dukunganmu selama ini (senyum)

 @rinazulistin

0 komentar:

Posting Komentar