Rabu, 07 Desember 2011

ALEGIENSI (orientasi yang mendukung)


                                                                                                
Salah satu hal yang kita rasakan pada akhir-akhir periode ini adalah terbukanya era globalisasi, (Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. (Menurut Edison A. Jamli dkk.Kewarganegaraan.2005) )yang ditandai masuknya nilai-nilai baru pada kehidupan kita. Hal positif yang kita rasakan adalah semakin majunya ilmu pengetahuan kita selain itu semakin majunya ilmu teknologi kita semua. Tetapi selain dampak positif yang kita rasakan masih ada dampak negativ yang berkembang pesat pada kehidupan kita contoh yang mencolok adalah runtuhnya nilai-nilai luhur anak Indonesia. Misal pada arus globalisasi  dari cara berpakaian banyak remaja-remaja yang meniru seperti selebritis dengan berpakain seksi, mengecat rambut. Pada teknologi internet memberikan informasi yang luas dan bebas diakses siapapun saja dari anak kecil hingga besar. Jika digunakan dengan baik maka dapat bermanfaat. Tetapi jika tidak kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini banyaknya akses porno yang diakses. Semakin tidak sopannya anak-anak pengaruh globalisasi yang menganut asas keterbebasan inilah yang membuat runtuhnya nilai-nilai luhur.
            Semakin rendahnya nilai-nilai luhur anak-anak pada akhir-akhir ini memang tidak sepatutnya kita hanya menyalahkan pada era globalisasi yang terus berkembang saat ini dan budaya luar yang terus berkembang di lingkungan kita, bahkan kita harus berbangga bahwa pengetahuan yang kita miliki akibat globalisasi lebih berkembang dan lebih luas, tetapi semua itu tidak diimbangi oleh kesiapan bangsa Indonesia untuk menerima yang baik dan membuang yang buruk untuk anak-anak Indonesia. Sehingga nilai-nilai luhur kini mulai terpupus oleh jaman. Tetapi semua itu akan berjalan seimbang antara keduanya jika moral. ( “Istilah moral, akhlak, karakter, etika, budi pekerti dan etika merupakan beberapa istilah yang digunakan untuk mengungkapkan atau menunjukkan maksud yang sama. Arti kata moral berasal dari bahasa latin, dimana bentuk tunggal dari kata “moral” adalah mos sedangkan bentuk jamaknya ialah mores yang mempunyai arti yang sama yakni kebiasaan atau adat. Moral selalu dikaitkan dengan ajaran baik buruk yang diterima umum atau masyarakat. Untuk itu, adat istiadat masyarakat menjadi standar dalam menentukan baik atau buruknya suatu perbuatan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, “ moral” diartikan sebagai keadaan baik dan buruk yang diterima secara umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, budi pekerti dan susila. Dengan demikian moral disini berarti kondisi mental yang tertuang dalam sebuah perbuatan, yang berfungsi sebagai ajaran kesusilaan.  Perbuatan baik dan bukan baik itulah yang menjadi sebuah pembicaraan mengenai moral.”) anak bangsa di tanamkan sejak dini, karena moral yang tinggi akan menimbulkan nilai-nilai luhur anak –anak Indonesia yang tidak akan tergoyahkan oleh apapun.
            Maka moral seorang anak ditanamkan sejak usia dini yaitu dari lingkungan keluarga. Dasar hukum pendidikan di Indonesia dibagi menjadi tiga dasar yaitu dasar hukum Ideal, dasar hukum Struktural dan dasar hukum Operasional. Dasar hukum ideal adalah Pancasila sebagai sumber dari segala sumber tertib hukum. Oleh karena itu landasan ideal pendidikan keluarga di Indonesia adalah Pancasila. Tiap-tiap orang tua mempunyai kewajiban untuk menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila pada anak- anaknya.” Sejak seorang anak lahir kedunia ini orang tua diwajibkan memberikan pembelajaran nilai-nilai luhur. Nilai-nilai luhur seorang anak yang ditanamkan sejak dini akan memberikan bentengan moral, perilaku, dan kehidupan yang akan mereka jalani kedepan untuk menyaring arus globalisasi. Untuk itu dari awal saat seorang anak mulai berbicara mereka akan meniru kata-kata yang dikatakan oleh sekitarnya. Maka dari itu kata-kata yang mereka cerna, mengenal kata-kata yang pantas atau tidaknya, jika orang tua yang membiasakan berbahasa yang tidak pantas maka seorang anak akan menirunya, sebaliknya jika orang tua membiasakan berbahasa yang pantas maka anak itu akan menerapkannya dalam kehidupan. Selain itu ajari buah hati untuk mengenal dan mencintai budaya karena budaya adalah hal terpenting pada kehidupan, karena budaya khususnya “budaya timur” yang mengandung tata karma dan nilai-nilai luhur.  Oleh karena itu orang tua berperan penting pada pembentukan nilai, dan itu semua akan membentuk kepribadiannya. “Contoh lain yang bisa dilakukan orang tua adalah misalnya mengucapkan salam saat bertemu orang yang lebih dewasa, membiasakan berpakaian sopan sejak kecil, dan biasakan mengucapkan terima kasih kepada orang”
            Selain orang tua yang berperan penting pada pembentukan moral anak bangsa. Ada institusi pendidikan formal yang sangat berpengaruh pada pendidikan mereka sebagai penerus bangsa. Melalui institusi pendidikan itulah anak diajarkan dan dibimbing pada norma-norma yang berlaku. Dalam tahap inilah dimulainya kultur-kultur baru yang muncul pada kebiasaan mereka jika seorang pembimbing atau guru salah dan tidak dapat mengatasi pendidikan moral anak maka institusi inilah tombak awal rusaknya moral atau hilangnya nilai-nilai luhur, karena jika tidak diperhatikan benar-benar dalam lingkungan yang lebih luas inilah membentuk pribadi yang akan mereka jalani kedepannya.Gurulah yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengevaluasi, menganalisis hasil evaluasi, dan melakukan tindak lanjut. Dalam konteks demikian, gurulah yang akan menjadi “aktor” penentu keberhasilan siswa didik dalam mengadopsi dan menumbuhkembangkan nilai-nilai luhur. Contoh jika saat ulangan di sekolah dibiasakan atau dibiarkan tanpa tindakan saat anak-anak mencontoh maka itulah awal mereka melakukan kecurangan dan ketidak jujuran, itu dapat terbawa sampai saatnya seorang anak itu menjadi orang yang sukses, contoh yang sangat terlihat adalah para korupsi mereka seenaknya mengambil uang rakyat. Kenapa itu bisa terjadi? Itulah pendidikkan yang gagal, para korupsi terbiasa melakukan kecurangan, ketidak jujuran, dan tanpa bersalah melakukan itu semua karena nilai-nilai luhur mereka telah luntur karena kesalahan pendidikan. Jika telah seperti itu maka siapa yang disalahkan? Mungkin hanya angan-angan kita dapat membersihkan para korupsi (sampah masyarakat) dari negara Indonesia tercinta ini. Tapi jika ada niat untuk menanamkan dan menerapkan nilai-nilai luhur kepada anak-anak Indonesia melalui pendidikan yang benar suatu masalah yang besar itulah dapat tercapai dan tercipta.
            Selain dari keluarga dan institusi pendidikan pengaruh penanaman nilai-nilai luhur seorang anak, lingkungan sangat berpengaruh pada moralnya. Di lingkungan mereka bergaul inilah pucuk mereka menentukan sikapnya untuk membangun dan menggali nilai-nilai luhur yang akan mereka terapkan sendiri. Lingkungan dapat berdampak baik atau buruk itu tergantung seorang anak dapat memilih yang baik atau buruk kelakuan sekelilingnya. Oleh karena itu lingkungan inilah berpengaruh penting pada moral seorang anak. Jika seorang anak bergaul pada teman-teman yang pecandu narkoba maka ia akan terpengaruh oleh ha-hal seperti itu. Tetapi jika seorang anak bergaul pada teman-teman yang memiliki ukuwah yang tinggi pada  agama, ia akan terpengaruh pada hal-hal yang baik pula. Oleh karena itu teman sangat berpengarung penting pada pendidikan nilai-nilai luhur. Tetapi semakin tingginya teknologi yang masuk di akhir-akhir ini dibarengi oleh budaya-budaya luar yang banyak meresap di kehidupan anak sekarang ini. Semakin mundurnya nilai-nilai luhur mereka.
            Jadi hal-hal yang berpengaruh pada moral untuk nilai-nilai luhur ini adalah sebagai berikut :
1.    Keluarga hal terpenting pada pandidikan moral seorang anak, karena keluarga adalah awal dari semua ia berkembang menjadi anak berkepribadian baik atau buruk.
2.    Institusi pendidikan formal , ialah suatu mediasi untuk penerapan perilaku masa depan
3.    Lingkungan, pengaruh dan tombak awal suatu nilai-nilai luhur seorang anak atau suatu media penyaringan.
            Walaupun banyak mediasi seperti keluarga, institusi pendidikan, lingkungan dapat berpengaruh pada moral seorang anak. Pada akhir-akhir ini seakan-akan cenderung tergantikan oleh nilai-nilai dan gaya hidup luar. Padahal semua nilai-nilai luhur memiliki semangat tinggi, patriotisme, rasa senasip dan sepenanggungan. Arti yang mendalam itu jika diterapkan pada kehidupan seorang anak  dapat membuat anak memiliki kepribadian yang memiliki nilai-nilai luhur. Jika bukan kita siapa lagi ? kalau kita tidak mendukung dan setia untuk memajukan negara ini dan menciptakan generasi baru yang mempunyai nilai-nilai luhur yang tinggi.

           

Daftar Pustaka :
( C:\Users\rina\Documents\anak-anak\Menanamkan Nilai Moral Melalui Pembelajaran Bolavoli « PHYSICAL EDUCATION.htm)
C:\Users\rina\Documents\anak-anak\buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_161.html
C:\Users\rina\Documents\anak-anak\Inovasi Pembelajaran dan Penyemaian Nilai Luhur Hakiki « JALUR LURUS.htm

0 komentar:

Posting Komentar